~**...Arti Wanita Bagi Lelaki...**~

on Rabu, 18 Desember 2013

 ~**...Arti Wanita Bagi Lelaki...**~

Dia yang di ambil dari tulang rusuk. Jika tuhan mempersatukan dua orang yang berlawanan sifatnya, maka itu akan menjadi saling melengkapi.

Dialah penolongmu yang sepadan, BUKAN lawan yang sepadan.

Ketika pertandingan di mulai, dia tidak berhadapan denganmu untuk melawanmu, tetapi dia akan ada bersamamu untuk berjaga-jaga di belakang saat engkau berada di depan, atau atau segera mengembalikan bola ketika bola itu terlewat olehmu, dialah yang AKAN menutupi kekuranganmu.

WANITA ada UNTUK melengkapi yang tak ada dalam laki-laki _perasaan, emosi, kelemah lembutan, keluwesan, keindahan, kecantikan, rahim untuk melahirkan, mengurusi hal-hal yang kadang di anggap sepele.__
Hingga ketika kau TIDAK mengerti hal-hal itu, dialah YANG akan menyelesaikan bagiannya.
Sehingga TANPA kau sadari ketika menJALANkan sisa hidupmu...kau menjadi lebih kuat KARENA kehadirannya di sisimu.

Jika ada makhluk yang sangat bertolak belakang, kontras dengan lelaki, itulah perempuan.
jika ada makhluk yang sanggup menaklukkan hati hanya dengan sebuah senyuman, itulah perempuan.

Ia tidak butuh argumentasi hebat KATA2 GARANG dari seorang laki-laki, tetapi ia butuh jaminan rasa aman darinya karena ia ada untuk di lindungi, tidak hanya secara fisik tetapi juga emosi.

Ia tidak tertarik kepada FAKTA2 yang akurat, bahasa yang teliti dan logis yang bisa disampaikan secara detail dari seorang LAKI2, tapi yang ia butuhkan adalah perhatiannya, kata-kata yang lembut, ungkapan-ungkapan sayang yang sepele, namun baginya sangat berarti, membuatnya aman di dekatmu.

Batu yang keras dapat terkikis habis oleh air yang luwes, sifat laki-laki yang keras ternetralisir oleh kelembutan perempuan.

Rumput yang lembut tidak mudah tumbang oleh badai dibandingkan pohon yang besar dan rindang, seperti juga di dalam kelembutannya di situlah terletak kekuatan dan ketahanan yang membuatnya bisa bertahan dalam situasi apapun.

Ia lembut bukan untuk di injak, rumput yang lembut akan di naungi oleh pohon yang kokoh dan rindang. Jika lelaki berpikir tentang perasaan perempuan, itu sepersekian dari hidupnya. Tetapi jika perempuan berpikir tentang perasaan lelaki, itu akan menyita seluruh hidupnya.

karena perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki-laki, karena perempuan adalah bagian dari laki-laki, apa yang menjadi dari bagian hidupnya, akan menjadi bagian dari hidupmu.
Keluarganya akan menjadi keluarga barumu, keluargamu pun akan menjadi keluarganya juga.
Sekalipun ia jauh dari keluarganya, namun ikatan emosi kepada keluarganya tetap ada karena ia lahir dan di besarkan di sana. Karena mereka, ia menjadi sekarang ini.

Perasaannya terhadap keluarganya, akan menjadi bagian dari perasaanmu juga, karena kau dan dia adalah satu, dia adalah dirimu yang tak ada sebelumnya.

Desa jerowaru

on Rabu, 13 November 2013


DESA JEROWARU
Desa jerowaru tidak ragu lagi bahwa berada di NTB Lombok timur yang terletak di bagian selatan lombok timur yang letaknya sangat terpencil dan tidak diragukan lagi juga Desa ini adalah pedesaan bekuan perkotaan karna tempatnya terpencil dan jauh dari perkotaan tapi walaupun Desa ini pedesaan,banyaknya keindahan alam yang terdapat di Desa jerowaru ini. Kenapa desa ini termasuk pedesaan karna desa ini tidak termasuk kriteria perkotaan yang pada dasarnya sangat terpencil tempatnya. Dan mempunyai unsur-unsur pedesaan sehingga disbut pedesaan meliputi :

a)      Daerah, dalam arti tanah-tanah dalam hal geografis.
b)      Penduduk, adalah hal yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran, dan mata pencaharian penduduk desa setempat
c)      Tata Kehidupan, dalam hal ini pola pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan antar warga desa.

ketiga unsur ini tidak lepas antar satu sama lain, artinya tidak berdiri sendiri melainkan merupakan satu kesatuan.

Masyarakat di Desa ini terdapat banyak ciri-ciri yang yang bukan dari perkotaan Pada mulanya masyarakat kota sebelumnya adalah masyarakat pedesaan, dan pada akhirnya masyarakat pedesaan tersebut terbawa sifat-sifat masyarakat perkotaan, dan melupakan kebiasaan sebagai masyarakat pedesaannya.
Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat kota adalah bagaimana cara mereka mengambil sikap dan kebiasaan dalam memecahkan suata permasalahan.

Karakteristik umum masyarakat pedesaan yaitu masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri dalam hidup bermasyarakat, yang biasa nampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat dicontohkan pada kehidupan masyarakat desa di jawa. Namun dengan adanya perubahan sosial dan kebudayaan serta teknologi dan informasi, sebagian karakteristik tersebut sudah tidak berlaku. Berikut ini ciri-ciri karakteristik masyarakat desa, yang terkait dengan etika dan budaya mereka yang bersifat umum.

a.       Sederhana
b.      Mudah curiga
c.       Menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku didaerahnya
d.      Mempunyai sifat kekeluargaan
e.       Lugas atau berbicara apa adanya
f.       Tertutup dalam hal keuangan mereka
g.      Perasaan tidak ada percaya diri terhadap masyarakat kota Menghargai orang lain
h.      Demokratis dan religius
i.        Jika berjanji, akan selalu diingat

Sedangkan cara beadaptasi mereka sangat sederhana, dengan menjunjung tinggi sikap kekeluargaan dan gotong royong antara sesama, serta yang paling menarik adalah sikap sopan santun yang kerap digunakan masyarakat pedesaan.

Berbeda dengan karakteristik masyarakat perkotaan, masyarakat pedesaan lebih mengutamakan kenyamanan bersama dibanding kenyamanan pribadi atau individu. Masyarakat perkotaan sering disebut sebagai urban community.
Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu:

1. kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa. Masyarakat kota hanya melakukan kegiatan keagamaan hanya bertempat di rumah peribadatan seperti di masjid, gereja, dan lainnya.

2.  orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung pada orang lain

3. di kota-kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan, karena perbedaan politik dan agama dan sebagainya.

4. jalan pikiran rasional yang dianut oleh masyarkat perkotaan.

5. interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan pribadi daripada kepentingan umum.

Hal tersebutlah yang membedakan antara karakteristik masyarakat perkotaan dan pedesaan, oleh karena itu, banyak orang-orang dari perkotaan yang pindah ke pedesaan untuk mencari ketenangan, sedangkan sebaliknya, masyarakat pedesaan pergi dari desa untuk ke kota mencari kehidupan dan pekerjaan yang layak untuk kesejahteraan mereka.

Adapaun perbedaan Pedasan dan Perkotaan terdapat banyak sekali perbedana diantanya adalah Dalam masyarakat modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan (rural community) dan masyarakat perkotaan (urban community). Menurut Soekanto (1994), per-bedaan tersebut sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat sederhana, karena dalam masyarakat modern, betapa pun kecilnya suatu desa, pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota. Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, pada hakekatnya bersifat gradual.

Kita dapat membedakan antara masya-rakat desa dan masyarakat kota yang masing-masing punya karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang mandiri, dengan fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat berbeda, bahkan kadang-kadang dikatakan “berlawanan” pula. Perbedaan ciri antara kedua sistem tersebut dapat diungkapkan secara singkat menurut Poplin (1972) sebagai berikut: Masyarakat Pedesaan Masyarakat Kota

a)      Perilaku homogen
b)      Perilaku yang dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan kebersamaan
c)      Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status
d)     Isolasi sosial, sehingga statik
e)      Kesatuan dan keutuhan kultural
f)       Banyak ritual dan nilai-nilai sakral
g)      Kolektivisme                                                >Perilaku heterogen
h)      Perilaku yang dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan kelembagaan
i)        Perilaku yang berorientasi pada rasionalitas dan fungsi
j)        Mobilitas sosial, sehingga dinamik
k)      Kebauran dan diversifikasi kultural
l)        Birokrasi fungsional dan nilai-nilai sekular            >Individualisme

Warga suatu masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan lainnya. Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar sistem kekeluargaan (Soekanto, 1994). Selanjutnya Pudjiwati (1985), menjelaskan ciri-ciri relasi sosial yang ada di desa itu, adalah pertama-tama, hubungan kekerabatan. Sistem kekerabatan dan kelompok kekerabatan masih memegang peranan penting. Penduduk masyarakat pedesaan pada umumnya hidup dari pertanian, walaupun terlihat adanya tukang kayu, tukang genteng dan bata, tukang membuat gula, akan tetapi inti pekerjaan penduduk adalah pertanian. Pekerjaan-pekerjaan di samping pertanian, hanya merupakan pekerjaan sambilan saja.

Golongan orang-orang tua pada masyarakat pedesaan umumnya memegang peranan penting. Orang akan selalu meminta nasihat kepada mereka apabila ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Nimpoeno (1992) menyatakan bahwa di daerah pedesaan kekuasaan-kekuasaan pada umumnya terpusat pada individu seorang kiyai, ajengan, lurah dan sebagainya.

Ada beberapa ciri yang dapat dipergunakan  sebagai petunjuk untuk membedakan antara desa dan kota. Dengan melihat perbedaan perbedaan yang ada mudah mudahan akan dapat mengurangi kesulitan dalam menentukan apakah suatu masyarakat dapat disebut sebagi masyarakat pedeasaan atau masyarakat perkotaan.

Ciri ciri tersebut antara lain :
a)      jumlah dan kepadatan penduduk
b)      lingkungan hidup
c)      mata pencaharian
d)     corak kehidupan sosial
e)      stratifiksi sosial
f)       mobilitas sosial
g)      pola interaksi sosial
h)      solidaritas sosial
i)         kedudukan dalam hierarki sistem administrasi nasional

Masyarakat pedesaan mempunyai sifat yang kaku tapi sangatlah ramah. Biasanya adat dan kepercayaan masyarakat sekitar yang membuat masyarakat pedesaan masih kaku, tetapi asalkan tidak melanggar hukum adat dan kepercayaan maka masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang ramah.
 Pada hakikatnya masyarakat pedesaan adalah masyarakat pendukung seperti sebagai petani yang menyiapkan bahan pangan, sebagai PRT atau pekerjaan yang biasanya hanya bersifat pendukung tapi terlepas dari itu masyarakat pedesaan banyak juga yang sudah berpikir maju dan keluar dari hakikat itu. Sistem budaya petani Indonesia

- Mereka beranggapan bahwa orang bekerja itu untuk hidup
- Mereka menganggap alam itu tidak menakutkan jika terjadi bencana
- Dalam menghadapi alam mereka cukup bekerja sama

6.Unsur-unsur Desa
1. Daerah, dalam arti tanah-tanah dalam hal geografis.
            2. Penduduk, adalah hal yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan,
persebaran, dan mata pencaharian penduduk desa setempat
            3. Tata Kehidupan, dalam hal ini pola pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan antar warga desa.
ketiga unsur ini tidak lepas antar satu sama lain, artinya tidak berdiri sendiri melainkan merupakan satu kesatuan.
fungsi desa adalah:
1. desa yang merupakan hinterland atau daerah dukung berfungsi sebagai suatu daerah pemberian bahan makanan pokok.
            2. desa ditinjau dari sudut pemberian ekonomi berfungsi sebagai lumbung
bahan mentah dan tenaga kerja yang tidak kecil artinya.
3. desa dari segi kegiatan kerja desa dapat merupakan desa agraris, desa manufaktur, desa industri, desa nelayan, dll

on Kamis, 31 Oktober 2013
WAWANCARA  TERHADAP KELOMPOK PEMUDA DI UNGARAN
Untuk Memenuhi Tugas Ilmu Sosial Dasar
Disusun oleh:
M. MUHSIN                                      010113a066
MUH. KHAIRUNNAZAR                 010113a074
M. ILHAM                                         010113a075
RUDI ILHAM JAYADI                      010113a100
SUJATMIKO                                     010113a111
                                         MUHAMMAD. SISWANDI               010112a064

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN NGUDI WALUYO
UNGARAN
2013





IDENTITAS
Narasumber     : Tn. S
Alamat            : Mijen, Ungaran Jawa Tengah
Pendidikan      : S1 Keperawatan
Organisasi       : UKKI ( Unit Kegiatan Kerohanian Islam )

A.    Latar Belakang UKKI :
Latar belakang terbentuknya UKKI ini antara lain adalah melihat kondisi mahasiswa muslim yang ada di Stikes Ngudi Waluyo, melihat mahasiswa muslim berperilaku yang tidak seharusnya dilakukan oleh seorang muslim, dan melihat moralitas muslim di Stikes Ngudi Waluyo ini sangat terpuruk sehingga para dosen berinisiatif untuk menciptakan organisasi keislaman dan terbentuklah organisasi UKKI ini pada tahun 2004.
B.     Wawancara
1.      Apa yang membuat anda tertarik mengikuti organisasi,serta apa motif anda mengikuti organisasi UKKI?
“ Karena UKKI itu lebih luas dibandingkan dengan organisasi lain, dan dikarenakan organisasi UKKI mengajarkan pada kita tentang indahnya berbagi dengan sesama, dan mengajarkan kita menjadi jiwa-jiwa sosial yang tangguh.”
“kalau untuk motif lebih tepatnya saya ingin lebih mendalami ajaran islam serta saya ingin bisa berdakwah,saya ingin lebih memperluas lagi ajaran Agama yang saya ketahui,serta kalau saya lihat dari segi organisasinya saya ingin lebih berwawasan lebih luas ingin menjalin sosialisasi yang lebih mantap dengan publik serta saya ingin mengembangkan jiwa sosialisasi yang ada pada diri saya sendiri.”
2.      Siapa yang mendirikan UKKI pertama kali?
“ Yang mendirikan UKKI pertama kali adalah para dosen-dosen STIKES NGUDI WALUYO yang berjiwa mulia yang memperhatikan pergerakan mahasiswa muslim di Stikes Ngudi Waluyo ini pada tahun 2004.”
3.      Kapan anda mulai tertarik dan mulai masuk dalam sebuah organisasi?
“ Saya mulai tertarik masuk dalam sebuah organisasi ketika saya masih duduk di bangku SMP pada tahun 2003 dan saat itu kebetulan saya mengikuti OSIS dan akhirnya saya menjabat sebagai ketua OSIS.”
4.      Dimana saja anda ikut organisasi,apakah anda ikut dalam organisasi yang sifatnya hanya lembaga yang formal saja misalnya seperti sekolah?
“ Ketika saya masih SMP saya juga mengikuti organisasi di wilayah atau sekitar kampung saya,dan memang itu sudah menjadi kewajiban bagi sebuah penduduk untuk mengikutinya karena memang itu dalah kegiatan remaja dalam kampung saya,jadi bukan hanya yang formal saja tapi yang sifatnya non formal juga saya ikuti karena memang saya tertarik dengan hal yang sifatnya organisasi.”
5.      Kapan mulai terbentuknya stuktur pengurusan orgsnisasi UKKI tersebut?
“ Terbentuknya struktur organisasi tersebut pada tahun 2005,dan telah melewati masa fluktuasinya dan Alhamdulillah sekarang sudah semakin berkembang dan kegiatannya pun masih berjalan dengan baik sesuai dengan Visi dan Misi UKKI.”
6.      Bagaimana cara anda memanage waktu untuk organisasi agar waktu anda tersusun rapi?
“ Saya membuat schedule, membuat jadwal kegiatan selama sebulan kedepan sehingga bisa memanage waktu,saya membuat target,tujuan,serta rencana untuk kedepannya sehingga saya punya pandangan kedepan apa yang akan saya lakukan. Jadi saya tidak bingung untuk melakukan sebuah kegitan untuk kedepannya.”
C.     Problem UKKI
1.      Susahnya dalam melaksanakan kegiatan UKKI biasnaya untuk mengajak mahasiswa bekecimpung/ikut serta didalam kegiatan tersebut.
2.      Susahnya tembus proposal kegiatan yang diadakan UKKI ke birokrasi Stikes Ngudi Waluyo.
D.    Solusi
1.      Mengajak seluruh pengurus untuk bermusyawarah dalam menjalankan strategi-strategi baru untuk merekrut mahasiswa muslim.
2.      Menyiapkan waktu yang tepat untuk melaksanakan kegiatan UKKI sehingga proposal dapat tembus ke bagian birokrasi.
3.      Merencanakan sebuah kegiatan yang bisa menarik mahasiswa untuk masuk dalam organisasi kami.
4.      Melakukan promosi tentang organisasi kami ke masing-masing program studi.
E.     Rencana.
a.       Mewujudkan generasi-generasi umah untuk menjadi generasi emas.
b.      Menjadikan mahasiswa berkarakter dan beraklak mulia.
c.       Menjadikan mahasiswa sebagai publik figur di kampus Ngudi Waluyo.
d.      Mewujudkan generasi-generasi harapan bangsa yang amanah.
e.       Mencetak kader generasi Dakwah nyang amanah
f.       To be a golden generation.
F.      Kesimpulan
Jadi organisasi UKKI adalah unit kegiatan kerohanian islam yang mencetak pribadi muslim yang ada di Stikes Ngudi Waluyo menjadi kader-kader generasi dakwah harapan ummah. Dan diharapkan generasi ini bisa jadi generasi penerus bangsa atau bisa di katakan Golden Generation bagi bangsa dan negara dan lebih khususnya bagi Yayasan kampus Stikes Ngudi Waluyo.
G.    Saran

Saran dari kelompok kami adalah bahwasanya kegiatan positif ini bisa terus di lakukan dan kalau bisa lebih di perluas agar tidak hanya dalam institut ini saja yang menjadi golden generation tapi di harapkan bagi orang-orang serta anak-anak diluar sana yang akan menjadi penerus bangsa juga bisa menjadi penerus yang berbudi,berahlak mulia serta bisa menjaga amanat orang tua dan bangsa. Dan kami harapkan semua mahasiswa dikampus yang beragama islam bisa termasuk atau terjaring dalam organisasi ini.

CINTA,.OH CINTAA

on Rabu, 16 Oktober 2013
Cinta, sebuah kata yang mampu menggetarkan hati setiap manusia. Dengan alasan cinta pula, sepasang pemuda pemudi yang sedang dimabuk cinta sampai menerjang larangan Allah dengan berduaan, bahkan sampai berzina. Mereka lupa, bahwa di sana ada sebuah cinta yang merupakan puncak kebahagiaan bagi seorang hamba dalam kehidupannya.

Cintaku Hanya Untuk Allah
Para pembaca yang semoga dirahmati Allah, kebaikan bagi seorang hamba yang paling besar ialah jika dia mampu mengalihkan semua kekuatan cintanya kepada Allah semata. Sehingga dia mencintai Allah dengan segenap hati, jiwa dan raganya. Cinta seperti inilah yang menjadi tujuan kebahagiaan manusia dan puncak kenikmatannya. Hatinya tidak merasa memiliki kenikmatan kecuali menjadikan Allah dan Rasul-Nya sebagai yang paling dicintai daripada yang lain, termasuk dirinya sendiri. Sehingga apabila dia disuruh memilih antara kekufuran atau dilemparkan ke dalam api, tentu dia akan memilih dilemparkan ke dalam api.

Seorang hamba seperti ini, tidaklah mencintai kecuali karena Allah semata. Dengan cinta inilah dia akan mendapatkan manisnya iman dalam hatinya. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ”Ada tiga perkara yang apabila terdapat pada diri seseorang, maka dia akan mendapatkan manisnya iman. Yaitu, dia lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya daripada selain keduanya. Dia mencintai seseorang dan dia tidak mencintainya melainkan karena Allah. Dia enggan kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya dari kekufuran itu, sebagaimana dia enggan untuk dilemparkan ke dalam neraka” (HR. Bukhari dan Muslim).

Cinta seperti ini tidak bisa dibandingkan dengan cinta kepada manusia, siapa pun dia. Karena ini merupakan cinta yang menuntut pelakunya untuk mendahulukan siapa yang dicintai (Allah) daripada cintanya kepada nyawa, harta, dan anak-anaknya, serta menuntut kesempurnaan ketundukan, kepatuhan, pengagungan, penghambaan, dan ketaatan lahir maupun batin.

Oleh karena itu, barangsiapa yang menyekutukan Allah dengan yang lain dalam cinta yang khusus ini, maka dia adalah orang musyrik. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, ”Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah. Mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman, amat sangat cinta kepada Allah” (QS. Al Baqarah : 165).

Benarkah Kita Mencintai Allah?
Jika kita bertanya kepada seseorang, apakah dia mencintai Allah? Maka tentu banyak yang mengaku bahwa mereka mencintai Allah. Namun, benarkah pengakuannya itu? Apakah hanya sekedar klaim semata? Apa buktinya bahwa kita benar-benar mencintai Allah?

Jika kita mencintai Allah, maka seluruh cinta kita akan tergantung kepada apa yang dicintai Allah dan Rasul-Nya. Kita tentu akan mencintai Al Qur’an. Hati kita jatuh cinta kepada makna-maknanya. Seberapa jauh cinta seseorang kepada Allah, sejauh itu pula cintanya kepada kalam-Nya. Namun sayang, banyak kita jumpai orang-orang yang mengaku mencintai Allah, namun lebih senang mendengarkan nyanyian-nyanyian setan daripada mendengarkan bacaan Al Qur’an. Mereka lebih suka menghafal lagu-lagu barat daripada menghafal Al Qur’an. Mereka malah menghabiskan waktu untuk mendatangi konser-konser musik daripada mendatangi majelis taklim yang mengajarkan Al Qur’an. Inikah bukti cinta kepada Allah??!

Jika kita mencintai Allah, tentu kita akan banyak mengingat-Nya, baik dengan hati maupun lisan kita. Oleh karena itu, Allah memerintahkan hamba-hambaNya agar mengingat-Nya dalam setiap keadaan, meskipun sedang berperang. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, ”Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian memerangi pasukan (musuh), maka teguhkanlah hati kalian dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kalian beruntung” (QS. Al-Anfal : 45). Sudahkah kita melaksanakan perintah ini??!
Jika kita mencintai Allah, maka kita pun tunduk dan patuh dalam melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Ketika cinta dan ketundukan kepada Allah sudah mengakar dalam hati, maka muncullah sikap penghambaan kepada Allah semata. Tidaklah kita beribadah kecuali hanya untuk Allah semata. Kita pun harus berusaha menjauhi perbuatan syirik dan membenci orang-orang yang berbuat syirik.

Jalan untuk Mencintai Allah
Mengingat besarnya kedudukan cinta kepada Allah Ta’ala, maka Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah menjelaskan beberapa sebab yang dapat menghantarkan seseorang untuk benar-benar mencintai Allah Ta’ala. Sebab-sebab tersebut adalah:

Pertama, membaca Al Qur’an dengan merenungi dan memahami maknanya. Hal ini bisa dicapai dengan membaca kitab-kitab yang menjelaskan kandungannya.
Kedua, mendekatkan diri kepada Allah dengan mengerjakan ibadah yang sunnah, setelah mengerjakan ibadah yang wajib.
Ketiga, terus-menerus mengingat Allah dalam setiap keadaan, dengan hati, lisan, dan amal perbuatannya. Dia akan meraih rasa cinta kepada Allah sesuai dengan kadar dzikirnya kepada Allah.
Keempat, lebih mendahulukan cintanya kepada Allah daripada cintanya kepada dirinya sendiri ketika dia dikuasai hawa nafsunya.
Kelima, merenungi kebesaran nama-nama dan sifat-sifat Allah.
Keenam, mengingat nikmat dan karunia Allah yang telah Allah berikan kepada kita, baik nikmat lahir maupun batin.
Ketujuh, menghadirkan hati secara keseluruhan tatkala melakukan ketaatan kepada Allah dengan merenungkan makna yang terkandung di dalamnya.
Kedelapan, menyendiri dengan Allah di saat Allah turun ke dunia pada sepertiga malam yang terakhir, beribadah, dan bermunajat kepada-Nya serta membaca kalam-Nya. Kemudian mengakhirinya dengan istighfar dan taubat kepada-Nya.
Kesembilan, duduk di majelis yang di dalamnya terdapat perkataan yang bermanfaat.
Kesepuluh, menjauhi segala sebab yang dapat mengahalangi antara dirinya dan Allah Ta’ala. (Madaarijus Saalikiin)

Ujian Bagi yang Mengaku Mencintai Allah
Karena begitu banyaknya orang yang mengaku mencintai Allah, maka Allah pun menguji mereka, apakah mereka benar-benar jujur dengan pengakuannya itu. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, ”Katakanlah,’Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah akan mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian’” (QS. Ali Imran : 31).

Syaikh Abdurrahman As-Sa’di rahimahullah menjelaskan bahwa klaim mereka (orang-orang musyrik) tentang kedudukan yang tinggi ini, tidaklah cukup dengan klaim semata. Akan tetapi, harus dilandasi dengan kejujuran. Dan tanda kejujuran tersebut adalah mengikuti Rasulullah dalam ucapan dan perbuatannya, dalam pokok-pokok agama dan cabang-cabangnya, baik lahir maupun batin. Maka barangsiapa yang mengikuti Rasulullah, hal itu menunjukkan benarnya klaim kecintaan mereka kepada Allah. Allah pun akan mencintai mereka, mengampuni dosa-dosa mereka, dan merahmati mereka. Dan barangsiapa yang tidak mengikuti Rasulullah, maka berarti mereka tidaklah mencintai Allah. Sedangkan klaim mereka itu hanyalah klaim dusta semata. (Taisir Karimir Rohmaan)

Sungguh banyak kita jumpai di zaman ini, orang-orang yang mengaku mencintai Allah, namun beribadah dengan cara-cara yang tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka memperbanyak dzikir dengan dzikir-dzikir yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ada pula yang memperbanyak shalat dan puasa dengan cara yang tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Akibatnya, bukannya kecintaan dan pengampunan dosa dari Allah yang mereka dapatkan, akan tetapi yang mereka dapatkan justru kecintaan setan beserta pengikutnya dan terancam masuk neraka.

Obat Bagi yang Sedang Jatuh Cinta
Mencintai lawan jenis (wanita) merupakan sebuah kewajaran, sebagaimana Rasulullah juga demikian. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, ”Kesenanganku dijadikan di dalam shalat. Dan aku dijadikan menyenangi wanita serta wewangian” (HR. Muslim). Namun, laki-laki diciptakan dalam keadaan lemah ketika menghadapi fitnah wanita. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, ”Dan manusia diciptakan dalam keadaan lemah” (QS. An-Nisaa’ : 28). Ats-Tsaury rahimahullah berkata, ”Maksudnya adalah tidak sabar dalam menghadapi wanita” (Roudhotul Muhibbin).

Allah telah menciptakan obat penawar bagi setiap penyakit dan memudahkan cara untuk mendapatkan obat itu. Barangsiapa yang ingin berobat dengan syari’at Allah, tentu dia akan memperoleh kesembuhan. Sedangkan barangsiapa yang mencari obat dengan sesuatu yang dilarang syari’at, maka dia seperti mengobati suatu penyakit dengan penyakit lain yang lebih berbahaya.

Syari’at agama Islam yang mulia ini telah menjadikan pernikahan sebagai obat bagi sepasang insan yang saling mencintai. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, ”Tidak ada yang bisa dilihat (lebih indah oleh) orang-orang yang saling mencintai seperti halnya pernikahan” (HR. Ibnu Majah dengan sanad shohih). Demikianlah obat penawar bagi fitnah yang tengah melanda di hati sepasang kekasih yang saling mencintai. Allah tidaklah menjadikan pacaran dengan berduaan, peluk-pelukan, cium-ciuman, atau jalan berdua sebagai obat. Bahkan semua ini merupakan sarana menuju zina yang telah dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.

Demikianlah sedikit pembahasan tentang cinta, semoga Allah memberikan taufik kepada kita sehingga kita benar-benar mencintai Allah dan Rasul-Nya, dengan demikian Allah pun akan mencintai kita. Amiin.